Selasa, 03 Juli 2012

Lindungi Bahasa Ibu

Kepala Pusat Bahasa Depdiknas Dendy Sugono mengatakan, bahasa ibu dengan penutur sedikit cenderung kian punah. Bahasa daerah yang menjadi bahasa ibu bagi sebagian besar warga Indonesia, juga terancam punah sehingga perlu perlindungan.
Hal itu terungkap dalam Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2008 di Departemen Pendidikan Nasional atau Depdiknas, Senin (25/2). Fenomena tersebut terjadi di seluruh dunia. "
"Lima puluh persen dari 6.700 bahasa di dunia mengalami kepunahan dalam satu abad terakhir. Anak-anak muda meninggalkan bahasa ibunya dan ini tak lepas dari kuatnya pengaruh globalisasi," ujar Dendy.
Di Indonesia sendiri, menurut catatan Pusat Bahasa, sejumlah bahasa daerah tak lagi digunakan. Sebagai contoh, di Papua, terdapat sembilan bahasa yang punah. Sedangkan, di Maluku Utara ada satu bahasa yang punah. Itu baru di sebagian wilayah Indonesia Timur, belum lagi di kawasan barat dan tengah. "Penelitian kami diperkirakan baru selesai Agustus tahun ini," ujarnya.
SIL internasional mencatat, di Sumatera dari 52 bahasa pada tahun 2000 yang tersisa kini hanya 49 bahasa atau tiga bahasa hilang. Di Papua, dari 271 bahasa yang ada, dua di antaranya sudah menjadi bahasa kedua. Di Maluku, dari 132 bahasa, hanya 129 yang aktif dituturkan. Bahasa yang hilang dan kemungkinan hilang bersama dengan penggunanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;